https://jaso.ppj.unp.ac.id/index.php/JASO/issue/feedJURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO)2024-11-19T08:31:10+00:00Andri Gemaini, S.Si.,M.Pdjaso@ppj.unp.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><strong>e_ISSN : <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20211124031413401">2809-0365</a></strong><br><strong>p_ISSN : - </strong><br><strong>Editor in Chief : Dr. Andri Gemaini, S.Si.,M.Pd</strong><br><strong>E-mail :</strong> jaso@ppj.unp.ac.id<br><strong>Publisher : </strong>Prodi Kelolahragaan Departemen Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan.<br><strong>Focus & Scope :</strong> Jurnal Pengabdian Masyarakat Olahraga dan Kesehatan Merupakan Publikasi Ilmiah dari hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat bidang ilmu olahraga, olahraga kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan dasar dan pengembangan ilmu Olahraga di Indonesia, JASO bertujuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat terbaru dan berdasarkan data empiris serta berlandaskan dasar keilmuan olahraga dan kesehatan atau ilmuan olahraga yang ada di Dunia.</p>https://jaso.ppj.unp.ac.id/index.php/JASO/article/view/54Sosialisasi Olahraga Pickleball pada MGMP KKG PJOK di Kabupaten Tuban2024-11-19T08:31:10+00:00SAPTO WIBOWOsaptowibowo@unesa.ac.id<p>The game sport that is developing, namely Pickleball, in addition to recreational and achievement sports, can be applied by Physical Education, Sports, and Health (PJOK) teachers as teaching materials on small ball games during continuous learning activities because pickleball is very easy to play for anyone. As a PJOK teacher, they are expected to be able to present interesting, creative and innovative learning goals. The purpose of this community service is to increase the insight, knowledge, and skills of PJOK teachers. The results to be achieved in this activity are 4 things, namely: (1) the PJOK teacher community network in Tuban district is integrated with Unesa, (2) the increase in knowledge related to a new sport, namely Pickleball, (3) recommendations for physical activity to improve students' physical fitness through Pickleball sports, and (4) future prospects can become a granary of potential achievements through extracurricular pathways in schools. The practical implications include the increase in PJOK teachers' understanding of game sports and the growing development of the game of Pickleball through schools. In addition, the results of this socialization can be a reference for PJOK teachers with the Pickleball game can be used as a learning video medium, new innovations in small ball learning, and as a place to find potential and talented seeds. In addition, it is a reference for the government and related parties in designing policies and programs for the development of the educational curriculum, especially in the MGMP/KKG PJOK in Tuban district.</p>2024-10-29T04:18:19+00:00Copyright (c) 2024 JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO)https://jaso.ppj.unp.ac.id/index.php/JASO/article/view/52Pengembangan Kompetensi Guru untuk Gerak Dasar Anak Usia Dini (tgmd3) dan Pelatihan Kebugaran Jasmani2024-11-19T08:30:23+00:00Irfan Oktavianusirfanadhe@fik.unp.ac.idPringgo Mardesiapringgo@fik.unp.ac.idMaltha Kharismamaltha.kharisma@fbs.unp.ac.idEko Purnomoekopurnomo@fik.unp.ac.idAlex Aldha Yudialexaldha@fik.unp.ac.idMuhammad Fakhrur Rozifakhrur.rozi@fik.unp.ac.idAdiska Rani Ditya Candraadiska_rani@mail.unnes.ac.id<p>Motor learning in preschool and school education is very important to pay attention to because it has an impact on children's growth and development, as well as their mental abilities (Komaini et al. 2021). Many challenges Indonesian children face, overweight or obesity and lack of physical activity are two major challenges. More than half (65%) of the world's population lives in countries where overweight and obesity kill many people, identified as the fourth leading risk factor for global mortality(Gallahue 1989). The problem is not limited to adults and nearly 43 million children worldwide under the age of five were overweight in 2010. It is clear we need to look critically and progressively at physical activity and motor skills development. In this service, the service will run basic physical fitness and movement programs that have been adapted to the needs of school and early childhood students in Indonesia, namely the TKJI and INDO-SKIP tests. INDO SKIP is a basic motion learning program that focuses on locomotor motion and control objects that have been proven in improving the quality of children's basic movements. Meanwhile, TKJI is an Indonesian Physical Fitness Test. The target that will be carried out this year is to be able to provide training to kindergarten schools in the region to implement basic movement learning in PAUD and Sipora Middle School, Mentawai Regency. Has collaborated with the Academic community of Padang State University to develop school teachers and Village Kindergarten Teachers. For this reason, it is important to do coaching for these teachers. After training, teachers will provide independent learning about basic movements in accordance with the curriculum that has been prepared for kindergarten students.</p>2024-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO)https://jaso.ppj.unp.ac.id/index.php/JASO/article/view/50Pengembangan Potensi Wisata Pantai Melalui Program Branding Dan Peningkatan Keterampilan Layanan Massage Therapy Di Desa Tua Pejat2024-11-19T08:30:49+00:00Defrizal Saputradefrizalsaputra@fbs.unp.ac.idDonal Syafriantodonalsyafrianto@fik.unp.ac.idSiti Aisyahaisyahsiti310@fbs.unp.ac.id<p>Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai fokus menata destinasi wisata di Mentawai yang sudah dibangun seperti Mapaddegat, Sipora Utara, Katiet di Sipora Selatan khususnya Tua pejat tahun ini. Hal ini dilakukan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusus sektor wisata. Sumber PAD tidak hanya mengandalkan dari surfing saja tetapi juga harus ada sumber lain seperti pungutan retribusi pengunjung pada destinasi wisata yang ada yaitu dengan pelayanan dan penyiapan tim pemandu wisata professional serta olahraga pariwisata lainnya. Masalah yang terjadi di Tuapejat adalah 1), minimnya pengetahuan dan keterampilan Massage Therapy dari masyarakat mitra, 2) Belum adanya Kemampuan dan keterampilan yang memadai sebagai upaya promosi potensi wisata.</p> <p>Solusi yang diberikan dalam program ini adalah, 1) mengadakan pelatihan massage therapy 2) memberikan pelatihan program Branding kepada pemuda Tuapejat agar dapat mempromosikan potensi- potensi wisata yang ada di kepulauan Mentawai khususnya di desa Tua Pejat. Adapun target luaran yang dihasilkan dalam program ini yang terpenting adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat Tuapejat dalam mempromosikan obejek wisata daerahnya dan melayani wisatawan sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat dan Daerah. Kemudian luaran bagi tim yang ditargetkan adalah menghasilkan artikel yang dipublikasikan kedalam Jurnal Nasional ber ISSN, artikel pada media massa cetak/elektronik, video kegiatan dalam bentuk youtube yang bisa diakses masyarakat umum.</p> <p>Adapaun rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam program ini adalah diawali dengan FGD Tim PKM dengan stekholder, penyusunan jadwal dan pencarian pemateri/instruktur, penyiapan bahan dan perbekalan lainnya, memastikan kesiapan mitra dan keberangkatan Tim, rapat persiapan kegiatan di lokasi, pelaksanaan kegiatan PKM, Evaluasi dan pendampingan.</p>2024-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO)https://jaso.ppj.unp.ac.id/index.php/JASO/article/view/57Pemberdayaan Tunanetra Melalui Pelatihan Masase Untuk Mewujudkan Kemandirian di Panti Sosial Tuah Sakato2024-11-19T08:30:08+00:00Masrunmasrun@fik.unp.ac.id<p>Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masase pada penyandang tunanetra melalui pelatihan yang diadakan di Panti Sosial Tuah Sakato, Kota Padang. Pelatihan ini dirancang untuk membekali 20 peserta tunanetra dengan keterampilan masase profesional, sehingga mereka dapat bekerja sebagai terapis atau membuka usaha mandiri. Metode yang digunakan melibatkan sesi teori dan praktik masase, dengan instruktur bersertifikat yang memandu setiap kelompok. Evaluasi keterampilan dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengukur peningkatan kemampuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan masase, dengan nilai <em>p</em> < 0,05, yang menunjukkan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan kemampuan teknis peserta. Dengan keterampilan yang diperoleh, peserta diharapkan dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.</p>2024-10-31T15:00:32+00:00Copyright (c) 2024 JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT OLAHRAGA DAN KESEHATAN (JASO)